Presiden Minta Masjid Gencar Sampaikan Bahaya Narkoba
KALBAR-Pontianak, (KN.com) - Presiden Jokowi meminta pengurus masjid untuk gencar menyampaikan bahaya narkoba terkait dengan kondisi darurat narkoba saat ini.
"Saya titip masalah narkoba disampaikan secara gencar. Posisi kita dalam darurat narkoba," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Masjid Raya Mujahidin di Pontianak,Kalimantan Barat Selasa.
Sementara untuk Masjid Raya Mujahidin Presiden menilai masjid tersebut sangat besar dan megah.
"Saya titip makmurkan dan gunakan masjid ini untuk syiar," katanya.
Presiden menyebutkan Indonesia dalam kondisi darurat narkoba karena saat ini yang harus direhabilitasi mencapai hampir 4,5 juta orang.
Yang tak bisa direhabilitasi 1,2 juta, korban meninggal 50 orang per hari atau 18.000 per tahun.
"Lewat masjid sampaikan bahaya narkoba," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden menanyakan apakah masyarakat setuju dengan hukuman mati dalam kasus narkoba kepada hadirin yang dijawab setuju.
"Ada 64 orang yang divonis mati. Mereka minta grasi, semua kita tolak, meski banyak tekanan dari sana sini" katanya.
Ia menegaskan RI dalam kondisi darurat narkoba. Di negara lain terlibat satu gram saja sudah dihukum berat. Di Indonesia sudah masuk penjara masih bisa mengendalikan bisnis haram itu.
"Yang terkena tidak hanya anak muda, tapi institusi seperti perguruan tinggi, pembantu rektor saja kena," katanya.
Presiden menyatakan akan bertindak tegas terhadap penjahat narkoba antara lain dengan menolak pemberian grasi dalam kasus itu.
"Saya titip ke pengurus masjid, ke ustad dan lainnya, sampaikan masalah ini karena merusak generasi muda," kata Presiden Jokowi. (antaranews/nasional)
"Saya titip masalah narkoba disampaikan secara gencar. Posisi kita dalam darurat narkoba," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Masjid Raya Mujahidin di Pontianak,Kalimantan Barat Selasa.
Sementara untuk Masjid Raya Mujahidin Presiden menilai masjid tersebut sangat besar dan megah.
"Saya titip makmurkan dan gunakan masjid ini untuk syiar," katanya.
Presiden menyebutkan Indonesia dalam kondisi darurat narkoba karena saat ini yang harus direhabilitasi mencapai hampir 4,5 juta orang.
Yang tak bisa direhabilitasi 1,2 juta, korban meninggal 50 orang per hari atau 18.000 per tahun.
"Lewat masjid sampaikan bahaya narkoba," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden menanyakan apakah masyarakat setuju dengan hukuman mati dalam kasus narkoba kepada hadirin yang dijawab setuju.
"Ada 64 orang yang divonis mati. Mereka minta grasi, semua kita tolak, meski banyak tekanan dari sana sini" katanya.
Ia menegaskan RI dalam kondisi darurat narkoba. Di negara lain terlibat satu gram saja sudah dihukum berat. Di Indonesia sudah masuk penjara masih bisa mengendalikan bisnis haram itu.
"Yang terkena tidak hanya anak muda, tapi institusi seperti perguruan tinggi, pembantu rektor saja kena," katanya.
Presiden menyatakan akan bertindak tegas terhadap penjahat narkoba antara lain dengan menolak pemberian grasi dalam kasus itu.
"Saya titip ke pengurus masjid, ke ustad dan lainnya, sampaikan masalah ini karena merusak generasi muda," kata Presiden Jokowi. (antaranews/nasional)
Tidak ada komentar: