-

Berita Terbaru

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

    Advertisement

    Advertisement

    Adverisement

    Adverisement

    Advertisement

    Advertisement

    Advertisement

Komisi Keluarga Ke-Uskupan Sintang Laksanakan Retret Pasutri

SINTANG, (KN.com) - Keluarga adalah unit terkecil dari gereja tapi mempunyai peranan yang sangat besar. Bila peran dan fungsi keluarga berjalan baik maka akan tercipta kedamaian. Demikian disampaikan, Pastor Paroki Kristus Raja Katedral, Yohanes Pranoto, Pr, mengawali pengarahannya saat pada kegiatan Retret Pasutri, Selasa (8/3).

Ditambahkan Yohanes Pranoto, pelaksanaan kegiatan Retret Pasutri ini merupakan awal kegiatan setelah dirinya ditunjuk oleh Administrator Apostolik Keuskupan Sintang, Mgr. Agustinus Agus menjadi Ketua Komisi Keluarga Ke-Uskupan Sintang. Jabatan ini menurutnya merupakan tantangan yang harus dijalani.

"Saya pikir ini suatu tantangan, karena sejak saya menjadi Pastor hingga Januari 2016, baru kali ini saya memegang seuatu jabatan yakni Komisi Keluarga. Menjadi sebuah tantangan, karena untuk menangani Komisi ini harus saya akui awalnya bingung untuk memulainya dari mana," ujar Romo Pranoto, dihadapan 24 pasang suami-istri yang mengikuti retret.

Bahkan, lanjut Romo Noto, tantangan awal setelah memegang jabatan sebagai Ketua Komisi Keluarga, saat dirinya harus mengisi kuisioner dari KWI terkait dengan keluarga Katolik di Keuskupan Sintang.

"Awal jabatan saya mendapat kuisioner yang harus diisi terkait dengan keluarga Katolik Keuskupan Sintang. Daripada saya asal isi, lebih baik saya sampaikan masalahnya ke Jakarta. Tapi dengan adanya kegiatan semacam ini, tentu kedepan saya akan lebih banyak memahami," katanya.

Diungkapkan, dasar dari pelaksanaan Retret Pasutri ini adalah menindaklanjuti hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia ke IV yang berlangsung di Via Renata, Cimacan tanggal 2-6 November 2015 lalu. Salah satu hasil SAGKI 2015 menyebut bahwa keluarga sebagai “sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat”  dan “sekolah kemanusiaan”  menjadi tempat pertama seseorang belajar hidup bersama orang lain serta menerima nilai-nilai luhur dan warisan iman.

"Itu merupakan buah dari berbagai sharing kelompok yang terdiri dari Uskup, Pastor, Suster dan awam," jelasnya.

Usai memberikan arahan, kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing pasutri kemudian dilanjutkan dengan Misa Sore.

Retret Pasutri yang berlangsung di Rumah Retret Temenggung Tukung ini berlangsung hingga tanggal 9 Maret 2016. Kegiatan difokuskan pada diskusi, sharing serta pemahaman kembali tentang sakramen perkawinan. Retret diikuti 24 pasangan suami istri dari Paroki Kristus Raja dan Paroki Sungai Durian. (phs)

Post Comment

Tidak ada komentar:

Berikan Tanggapan Anda