Pemprov Kalbar Kaji Jual Listrik Ke PLN
KALBAR-Pontianak, (KN.com) - Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengkaji pemanfaatan biomassa untuk sumber energi listrik yang dapat dijual ke PLN.
"Ada beberapa skim yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Kalbar. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie di Pontianak, Senin.
Menurut M Zeet Hamdy, ia sudah mendapat tugas dari Gubernur Kalbar Cornelis untuk membahas bersama pihak terkait, terutama PLN.
"Jadi dari limbah kemudian dibakar lalu digunakan untuk menggerakan turbin mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan lalu dijual lagi," ujar dia.
Ia melanjutkan, rapat yang bakal segera diagendakan itu untuk membahas semua produksi listrik yang dihasilkan pihak swasta termasuk biomassa tersebut.
"Ada juga tenaga surya yang disebar di wilayah perbatasan," kata M Zeet Hamdy.
Ia menambahkan, kerja sama dengan PLN diperlukan karena PLN memiliki jaringan distribusi untuk menyalurkan energi yang dihasilkan pembangkit.
"Pemprov mungkin punya kemampuan untuk menghasilkan (energi), tapi untuk distribusi, kita butuh jaringan PLN," katanya.
Namun, tentu saja kerja sama tersebut tidak dapat dilakukan serta merta. "Harus ada hitungan bisnisnya," ujar dia.
Mengenai ujung tombak Pemprov Kalbar nantinya dalam kerja sama tersebut, ia mengakui dapat memanfaatkan badan usaha. "Pemprov ada BUMD, seperti Perusda Aneka Usaha, nanti bisa dilibatkan," katanya optimistis.
Saat ini tengah dibangun dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jungkat, Kabupaten Mempawah dan Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang, oleh PLN.
Dua PLTU masing-masing berkapasitas 50x2 MW dan T 27,5x2 MW. Pertimbangan penggunaan PLTU karena harga batu bara lebih ekonomis ketimbang menggunakan solar maupun MFO. (antaranews/kalbar)
"Ada beberapa skim yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Kalbar. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie di Pontianak, Senin.
Menurut M Zeet Hamdy, ia sudah mendapat tugas dari Gubernur Kalbar Cornelis untuk membahas bersama pihak terkait, terutama PLN.
"Jadi dari limbah kemudian dibakar lalu digunakan untuk menggerakan turbin mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan lalu dijual lagi," ujar dia.
Ia melanjutkan, rapat yang bakal segera diagendakan itu untuk membahas semua produksi listrik yang dihasilkan pihak swasta termasuk biomassa tersebut.
"Ada juga tenaga surya yang disebar di wilayah perbatasan," kata M Zeet Hamdy.
Ia menambahkan, kerja sama dengan PLN diperlukan karena PLN memiliki jaringan distribusi untuk menyalurkan energi yang dihasilkan pembangkit.
"Pemprov mungkin punya kemampuan untuk menghasilkan (energi), tapi untuk distribusi, kita butuh jaringan PLN," katanya.
Namun, tentu saja kerja sama tersebut tidak dapat dilakukan serta merta. "Harus ada hitungan bisnisnya," ujar dia.
Mengenai ujung tombak Pemprov Kalbar nantinya dalam kerja sama tersebut, ia mengakui dapat memanfaatkan badan usaha. "Pemprov ada BUMD, seperti Perusda Aneka Usaha, nanti bisa dilibatkan," katanya optimistis.
Saat ini tengah dibangun dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jungkat, Kabupaten Mempawah dan Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang, oleh PLN.
Dua PLTU masing-masing berkapasitas 50x2 MW dan T 27,5x2 MW. Pertimbangan penggunaan PLTU karena harga batu bara lebih ekonomis ketimbang menggunakan solar maupun MFO. (antaranews/kalbar)
Tidak ada komentar: