20 Polwan yang Magang di Polres Bandara Soekarno-Hatta Keracunan Makanan
JAKARTA, (KN.com) - Puluhan siswa Polwan yang tengah magang di Polres Bandara Soekarno-Hatta dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Polwan-polwan yang baru menjalani pendidikan itu diduga mengalami keracunan makanan nasi kotak.
"Jadi saya sampaikan di sini untuk klarifikasi, bahwa benar ada 20 siswa Polwan yang magang di Polres Bandara Soekarno-Hatta ada gangguan kesehatan. Untuk penyebabnya keracunan atau apa itu harus diperiksa dulu," jelas Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/2).
Musyafak mengatakan, para siswi tersebut mengalami infeksi pada saluran pencernaan. "Memang ada infekai saluran pencernaan kemudian muntah-muntah dan keadaannya sudah normal kembali," imbuhnya.
Musyafak menambahkan, keracunan massal para siswi tersebut bersimber dari makanan nasi kotak yang dikonsumsi. Ia menegaskan, peristiwa keracunana makanan para sepolwan itu tidak berkaitan dengan teror sianida untuk para polisi dari kelompok teroris.
"Informasinya dari makanan, kalau kurang bagus bisa menyebabkan gangguan pencernaan, dibuktikan dengan muntah-muntah. Jauh dari racun sianida," tegas Musyafak.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (18/2) siang. Awalnya, siswa Sepolwan yang berjumlah 66 personel menyantap nasi kotak yang disediakan pihak kantin di Polres Bandara Soekarno-Hatta untuk makan siang.
Nasi kotak tersebut berisi nasi, ati ampela, sayur nangka dan sambal. Tidak lama setelah menyantap makanan tersebut, tiba-tiba 20 siswa mengalami mual-mual dan muntah-muntah.
Selanjutnya mereka dilarikan ke RS Polri. Sementara kasusnya masih diselidiki Polres Bandara Soekarno-Hatta. Saksi-saksi telah diperiksa termasuk pemilik kantin. (dtk)
"Jadi saya sampaikan di sini untuk klarifikasi, bahwa benar ada 20 siswa Polwan yang magang di Polres Bandara Soekarno-Hatta ada gangguan kesehatan. Untuk penyebabnya keracunan atau apa itu harus diperiksa dulu," jelas Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/2).
Musyafak mengatakan, para siswi tersebut mengalami infeksi pada saluran pencernaan. "Memang ada infekai saluran pencernaan kemudian muntah-muntah dan keadaannya sudah normal kembali," imbuhnya.
Musyafak menambahkan, keracunan massal para siswi tersebut bersimber dari makanan nasi kotak yang dikonsumsi. Ia menegaskan, peristiwa keracunana makanan para sepolwan itu tidak berkaitan dengan teror sianida untuk para polisi dari kelompok teroris.
"Informasinya dari makanan, kalau kurang bagus bisa menyebabkan gangguan pencernaan, dibuktikan dengan muntah-muntah. Jauh dari racun sianida," tegas Musyafak.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (18/2) siang. Awalnya, siswa Sepolwan yang berjumlah 66 personel menyantap nasi kotak yang disediakan pihak kantin di Polres Bandara Soekarno-Hatta untuk makan siang.
Nasi kotak tersebut berisi nasi, ati ampela, sayur nangka dan sambal. Tidak lama setelah menyantap makanan tersebut, tiba-tiba 20 siswa mengalami mual-mual dan muntah-muntah.
Selanjutnya mereka dilarikan ke RS Polri. Sementara kasusnya masih diselidiki Polres Bandara Soekarno-Hatta. Saksi-saksi telah diperiksa termasuk pemilik kantin. (dtk)
Tidak ada komentar: