Konflik Perkebunan, DPRD Sintang Segera Untuk Bersikap
Salah Satu Konflik warga dengan perusahaan yang terjadi di Bengkayang |
SINTANG, (KN.com) - Ratusan massa dari gabungan masyarakat, tokoh masyarakat, LSM, Organisasi Kepemudaan serta Mahasiswa dipastikan akan mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Sintang pada hari Selasa, 13 Januari 2015 guna menyampaikan sikap atas konflik perusahaan PT. BSL dengan masyarakat yang saat ini terjadi.
"Kita akan menyatakan sikap ke wakil rakyat pada Selasa nanti," ungkap Ketua Komcab. Pemuda Katolik Yohanes Patikal di Sekretariat Pemuda Katolik, Minggu (10/01).
Aksi tersebut, lanjutnya sebagai bentuk keprihatinan yang telah berlarut-larut terjadi di Kabupaten Sintang, antara investor perkebunan dengan masyarakat.
"Pemuda Katolik sebagai organisasi kepemudaan tidak akan tinggal diam terhadap hal tersebut. Apalagi dengan adanya kasus yang sedang muncul kepermukaan antara masyarakat pemilik lahan di Dedai dengan pihak PT.BSL dimana ada seorang warga yang saat ini masih berada di tahanan Polres Sintang," jelas Yohanes.
Pihaknya juga telah mengadakan komunikasi dengan masyarakat pemilik lahan termasuk tokoh masyarakat setempat serta LSM dan gerakan mahasiswa untuk menggelar aksi tersebut.
"Sebelum ke DPRD, kita terlebih dahulu akan menggelar aksi simpatik di Bundaran Tugu BI kemudian menuju ke DPRD. Kita hanya akan menyatakan sikap dan meminta kepada wakil rakyat untuk segera bertindak terkait masalah konflik yang terjadi. Akan ada beberapa perwakilan dari kita yang nanti berdialog dengan dewan," jelasnya lagi.
Sebelumnya, 9 desa dikecamatan Dedai dan Kayan Hilir terlibat perselisihan dengan perusahaan PT. Bumi Sentosa Lestari (BSL) dengan ditandai pemagaran lahan masyarakat yang dikelola perusahaan. Ke sembilan desa tersebut yakni; Desa Penyak Lalang, Pengkadan Sungai Rupa, Mengkirai Jaya, Kumpang, Hulu Dedai, Begendang Mal, Natai Tebedak, Nanga Ranap serta Nanga Lidau. (phs/KN.com)
"Kita akan menyatakan sikap ke wakil rakyat pada Selasa nanti," ungkap Ketua Komcab. Pemuda Katolik Yohanes Patikal di Sekretariat Pemuda Katolik, Minggu (10/01).
Aksi tersebut, lanjutnya sebagai bentuk keprihatinan yang telah berlarut-larut terjadi di Kabupaten Sintang, antara investor perkebunan dengan masyarakat.
"Pemuda Katolik sebagai organisasi kepemudaan tidak akan tinggal diam terhadap hal tersebut. Apalagi dengan adanya kasus yang sedang muncul kepermukaan antara masyarakat pemilik lahan di Dedai dengan pihak PT.BSL dimana ada seorang warga yang saat ini masih berada di tahanan Polres Sintang," jelas Yohanes.
Pihaknya juga telah mengadakan komunikasi dengan masyarakat pemilik lahan termasuk tokoh masyarakat setempat serta LSM dan gerakan mahasiswa untuk menggelar aksi tersebut.
"Sebelum ke DPRD, kita terlebih dahulu akan menggelar aksi simpatik di Bundaran Tugu BI kemudian menuju ke DPRD. Kita hanya akan menyatakan sikap dan meminta kepada wakil rakyat untuk segera bertindak terkait masalah konflik yang terjadi. Akan ada beberapa perwakilan dari kita yang nanti berdialog dengan dewan," jelasnya lagi.
Sebelumnya, 9 desa dikecamatan Dedai dan Kayan Hilir terlibat perselisihan dengan perusahaan PT. Bumi Sentosa Lestari (BSL) dengan ditandai pemagaran lahan masyarakat yang dikelola perusahaan. Ke sembilan desa tersebut yakni; Desa Penyak Lalang, Pengkadan Sungai Rupa, Mengkirai Jaya, Kumpang, Hulu Dedai, Begendang Mal, Natai Tebedak, Nanga Ranap serta Nanga Lidau. (phs/KN.com)
Tidak ada komentar: