Kisah Brigadir Petrus: Raih Nilai Tertinggi Saat Tes Masuk
PONTIANAK, (KN.com) - Brigadir Petrus Bakus yang memutilasi dua anaknya masih dalam tahanan Polres Melawi dan ia menghadapi ancaman hukuman pembunuhan berencana 340 KUHP.
Polda Kalimantan Barat terus mendalami kasus ini dan membentuk tim investigasi yang dipimpin Wadirkrimum Polda Kalbar. Yang mengejutkan, ternyata tersangka punya nilai tertingi saat tes masuk Kepolisian.
"Tidak ada kejanggalan atau apapun. Semua normal dan bahkan Petrus mendapatkan nilai tertinggi.
Dia masuk kepolisian pada 2007," jelas Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, Selasa (1/3).
Petrus kemudian menjalani pendidikan dasar kepolisian selama dua bulan. Kemudian Petrus ikut tes masuk satuan Intel dan lulus. Selanjutnya menjalani pendidikan selama 4 bulan. Total pendidikan selama 6 bulan dilakukan.
"Pemeriksaan pada teman sekamarnya saat pendidikan dan rekan kerjanya tidak pernah ada masalah apa-apa," urai dia.
Akhirnya Petrus masuk ke Satuan Intelkam dan ditempatkan di Melawi. Arief mengungkapkan, selama berdinas, tidak pernah ditemukan catatan buruk mengenai Petrus.
"Tidak pernah ada ditemukan pelanggaran. Dia bekerja dengan baik," tuturnya.
Memang saat Pilkada lalu, Petrus sempat menolak dan melapor ke Kapolres dirinya tidak bisa melakukan pengawalan pada calon bupati.
"Katanya ada persoalan keluarga yang mesti diselesaikan," imbuhnya.
Secara umum, proses tes masuk dan selama bekerja tidak pernah ada persoalan pelanggaran. Arief menepis bila persoalan rekruitmen dan pembinaan tak cakap.
"Jadi tidak ada masalah dengan rekruitmen dan pembinaan Polri. Untuk rekruitmen sejak 2007 sudah ada tes kejiwaan. Dan untuk pembinaan personel, selalu ada evaluasi setiap satuan kerja setiap bulannya, dan tidak pernah muncul persoalan," tutup dia. (dt)
Polda Kalimantan Barat terus mendalami kasus ini dan membentuk tim investigasi yang dipimpin Wadirkrimum Polda Kalbar. Yang mengejutkan, ternyata tersangka punya nilai tertingi saat tes masuk Kepolisian.
"Tidak ada kejanggalan atau apapun. Semua normal dan bahkan Petrus mendapatkan nilai tertinggi.
Dia masuk kepolisian pada 2007," jelas Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, Selasa (1/3).
Petrus kemudian menjalani pendidikan dasar kepolisian selama dua bulan. Kemudian Petrus ikut tes masuk satuan Intel dan lulus. Selanjutnya menjalani pendidikan selama 4 bulan. Total pendidikan selama 6 bulan dilakukan.
"Pemeriksaan pada teman sekamarnya saat pendidikan dan rekan kerjanya tidak pernah ada masalah apa-apa," urai dia.
Akhirnya Petrus masuk ke Satuan Intelkam dan ditempatkan di Melawi. Arief mengungkapkan, selama berdinas, tidak pernah ditemukan catatan buruk mengenai Petrus.
"Tidak pernah ada ditemukan pelanggaran. Dia bekerja dengan baik," tuturnya.
Memang saat Pilkada lalu, Petrus sempat menolak dan melapor ke Kapolres dirinya tidak bisa melakukan pengawalan pada calon bupati.
"Katanya ada persoalan keluarga yang mesti diselesaikan," imbuhnya.
Secara umum, proses tes masuk dan selama bekerja tidak pernah ada persoalan pelanggaran. Arief menepis bila persoalan rekruitmen dan pembinaan tak cakap.
"Jadi tidak ada masalah dengan rekruitmen dan pembinaan Polri. Untuk rekruitmen sejak 2007 sudah ada tes kejiwaan. Dan untuk pembinaan personel, selalu ada evaluasi setiap satuan kerja setiap bulannya, dan tidak pernah muncul persoalan," tutup dia. (dt)
Tidak ada komentar: